"Belajarlah yang giat, raih angka yang baik, dan kamu akan mendapat pekerjaan yang berupah tinggi dan tunjangan yang besar" begitu kata orangtua kita.
Robert Kiyosaki dididik oleh dua ayah, yang satu kaya dan yang satu miskin. Yang satu berpendidikan tinggi, mendapat gelar Ph.D. Dan menyelesaikan pendidikan sarjana hanya dalam waktu kurang dari dua tahun. Kemudian melanjutkan studi ke Stanford University, University of Chicago, dan Northwestern University, semuanya dengan beasiswa penuh. Ayah yang satunya tidak pernah menyelesaikan pendidikan SMP-nya. Mereka berdua berhasil dalam kariernya, bekerja keras seumur hidup mereka. Keduanya berpenghasilan besar. Tetapi ayah yang satu bersusah payah secara finansial sepanjang hidupnya dan ia mati meninggalkan banyak hutang. Sedangkan yang satunya kelak menjadi salah satu orang terkaya di Hawaii dan mati meninggalkan puluhan juta dolar untuk keluarganya dan amal kasih.
Robert Kiyosaki dididik oleh dua ayah, yang satu kaya dan yang satu miskin. Yang satu berpendidikan tinggi, mendapat gelar Ph.D. Dan menyelesaikan pendidikan sarjana hanya dalam waktu kurang dari dua tahun. Kemudian melanjutkan studi ke Stanford University, University of Chicago, dan Northwestern University, semuanya dengan beasiswa penuh. Ayah yang satunya tidak pernah menyelesaikan pendidikan SMP-nya. Mereka berdua berhasil dalam kariernya, bekerja keras seumur hidup mereka. Keduanya berpenghasilan besar. Tetapi ayah yang satu bersusah payah secara finansial sepanjang hidupnya dan ia mati meninggalkan banyak hutang. Sedangkan yang satunya kelak menjadi salah satu orang terkaya di Hawaii dan mati meninggalkan puluhan juta dolar untuk keluarganya dan amal kasih.
Kedua pria itu kuat, kharismatik, dan berpengaruh. Keduanya memberi nasehat, tetapi nasehat mereka tidak sama, bahkan kerap bertentangan. Misalnya, yang satu mengatakan, "Belajarlah yang giat agar kamu dapat menemukan perusahaan yang baik untuk bekerja." Satunya lagi berkata, "Belajarlah yang giat sehingga kamu menemukan perusahaan yang baik untuk kamu beli."
Ayah yang satu mengatakan, "Saya tidak mampu membelinya." Ayah yang lain melarang penggunaan kalimat tersebut. Ia mendorong Robert berkata, "Bagaimana saya bisa membelinya?"
Yang dimaksud dengan ayah yang miskin (di buku ini kebanyakan disebut sebagai Ayah Berpendidikan) adalah ayah kandung Robert, sedangkan ayah yang kaya adalah ayah temannya, Mike. Kisah pertemuannya dengan Sang Ayah Kaya berawal saat ia berusia sembilan tahun. Saat itu Jimmy, teman satu sekolah mereka (Robert dan Mike), mengajak tiga temannya berakhir pekan di villa ditepi pantai, namun tidak mengajak Robert dan Mike karena mereka dianggap orang miskin. Robert dan Mike, pun tertantang untuk membuat sebuah bisnis. Dengan semangat berapi-api Robert dan Mike mengumpulkan tube timah bekas pasta gigi dari para tetangga dan mencairkannya untuk kemudian dicetak menjadi uang logam. Impian mereka hancur saat Sang Ayah Berpendidikan menjelaskan bahwa hal yang mereka lakukan adalah pemalsuan. Ia lalu menyarankan Robert untuk mempelajari cara menjadi orang kaya pada ayah Mike. Ayah Mike pada waktu itu belumlah kaya, tetapi Ayah Berpendidikan tahu bahwa ayah Mike suatu saat akan menjadi sangat kaya karena memiliki beberapa gudang, sebuah perusahaan konstruksi, sebuah toko waralaba, dan tiga restoran.
Dalam buku ini digambarkan beberapa perbedaan sudut pandang tentang uang antara orang kaya dan kelas menengah. Orang kaya cenderung optimis dan berani mengambil risiko, sementara kelas menengah cenderung pesimis dan lebih suka bermain aman. Kesempatan datang dan pergi, orang kaya melihatnya dengan cepat. Tetapi kebanyakan orang hanya mencari uang, dan bukan kesempatan, sehingga hidup mereka cenderung statis.
Kecerdasan bisa memecahkan masalah dan menghasilkan uang, namun memiliki uang tanpa kecerdasan finansial membuat uang cepat habis. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa yang terpenting dalam hidup ini bukanlah berapa banyak uang yang bisa anda hasilkan, tetapi berapa yang bisa anda simpan. Kita tentu pernah mendengar kisah-kisah orang miskin yang memenangkan undian. Secara tiba-tiba mereka menjadi kaya, tapi tak lama kemudian jatuh miskin lagi.
Akuntansi adalah pelajaran yang paling penting jika ingin menjadi kaya. Kenali perbedaan aset dan liabilitas. Aset adalah sesuatu yang menambah uang. Liabilitas adalah sesuatu yang membuat kita mengeluarkan uang. Orang kaya menambah aset, orang miskin dan menengah menambah liabilitas. Robert Kiyosaki menggambar diagram yang sederhana untuk menjelaskan mengapa orang kaya semakin kaya sedangkan kelas menengah bergumul terus. Orang kaya mempunyai aset yang menghasilkan pemasukan yang lebih besar dari sekedar untuk menutup pengeluaran, orang miskin menambah liabilitas (yang mereka kira adalah aset). Setelah anda memahami perbedaan itu, pusatkanlah segala usaha anda hanya untuk membeli aset yang menghasilkan pemasukan. Itulah cara terbaik untuk mulai perjalanan menjadi kaya. Fokuslah menjaga liabilitas dan pengeluaran akan turun.
Yang tidak kalah penting adalah mempelajari ilmu penjualan. Dalam hal ini, ia menyajikan contoh tentang McDonald's. Banyak yang bisa membuat burger yang lebih enak dari McDonald's, namun mengapa McDonald's lebih kaya dari mereka? Penyebabnya adalah karena McDonald’s memiliki sistem penjualan yang terbaik. Mereka memiliki banyak toko di perempatan strategis.
Buku ini memotivasi kita agar tidak takut gagal dalam memulai bisnis. Ayah yang kaya berkata pada Robert, "Lakukan saja apa yang dilakukan Kolonel Sanders." Kolonel Sanders kehilangan bisnisnya pada usia 66 tahun dan hidupnya mulai tergantung pada cek Jaminan Sosial. Dia lalu berkeliling negeri untuk menjual resep ayam goreng. Dia ditolak 1.009 kali sebelum akhirnya seseorang mengatakan "Ya, baik." Dan dia pun menjadi seorang multijutawan pada umur lanjut ketika kebanyakan orang justru mengundurkan diri.
Walaupun buku ini mengajarkan cara untuk menjadi kaya, namun dalam buku ini Ayah Kaya mengajarkan agar jangan sampai uang mengendalikan hidup kita. Kebanyakan orang berusaha bekerja untuk mencari uang, namun semakin banyak uang didapat, mereka semakin takut kehilangan harta.
Ayah yang satu mengatakan, "Saya tidak mampu membelinya." Ayah yang lain melarang penggunaan kalimat tersebut. Ia mendorong Robert berkata, "Bagaimana saya bisa membelinya?"
Yang dimaksud dengan ayah yang miskin (di buku ini kebanyakan disebut sebagai Ayah Berpendidikan) adalah ayah kandung Robert, sedangkan ayah yang kaya adalah ayah temannya, Mike. Kisah pertemuannya dengan Sang Ayah Kaya berawal saat ia berusia sembilan tahun. Saat itu Jimmy, teman satu sekolah mereka (Robert dan Mike), mengajak tiga temannya berakhir pekan di villa ditepi pantai, namun tidak mengajak Robert dan Mike karena mereka dianggap orang miskin. Robert dan Mike, pun tertantang untuk membuat sebuah bisnis. Dengan semangat berapi-api Robert dan Mike mengumpulkan tube timah bekas pasta gigi dari para tetangga dan mencairkannya untuk kemudian dicetak menjadi uang logam. Impian mereka hancur saat Sang Ayah Berpendidikan menjelaskan bahwa hal yang mereka lakukan adalah pemalsuan. Ia lalu menyarankan Robert untuk mempelajari cara menjadi orang kaya pada ayah Mike. Ayah Mike pada waktu itu belumlah kaya, tetapi Ayah Berpendidikan tahu bahwa ayah Mike suatu saat akan menjadi sangat kaya karena memiliki beberapa gudang, sebuah perusahaan konstruksi, sebuah toko waralaba, dan tiga restoran.
Dalam buku ini digambarkan beberapa perbedaan sudut pandang tentang uang antara orang kaya dan kelas menengah. Orang kaya cenderung optimis dan berani mengambil risiko, sementara kelas menengah cenderung pesimis dan lebih suka bermain aman. Kesempatan datang dan pergi, orang kaya melihatnya dengan cepat. Tetapi kebanyakan orang hanya mencari uang, dan bukan kesempatan, sehingga hidup mereka cenderung statis.
Kecerdasan bisa memecahkan masalah dan menghasilkan uang, namun memiliki uang tanpa kecerdasan finansial membuat uang cepat habis. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa yang terpenting dalam hidup ini bukanlah berapa banyak uang yang bisa anda hasilkan, tetapi berapa yang bisa anda simpan. Kita tentu pernah mendengar kisah-kisah orang miskin yang memenangkan undian. Secara tiba-tiba mereka menjadi kaya, tapi tak lama kemudian jatuh miskin lagi.
Akuntansi adalah pelajaran yang paling penting jika ingin menjadi kaya. Kenali perbedaan aset dan liabilitas. Aset adalah sesuatu yang menambah uang. Liabilitas adalah sesuatu yang membuat kita mengeluarkan uang. Orang kaya menambah aset, orang miskin dan menengah menambah liabilitas. Robert Kiyosaki menggambar diagram yang sederhana untuk menjelaskan mengapa orang kaya semakin kaya sedangkan kelas menengah bergumul terus. Orang kaya mempunyai aset yang menghasilkan pemasukan yang lebih besar dari sekedar untuk menutup pengeluaran, orang miskin menambah liabilitas (yang mereka kira adalah aset). Setelah anda memahami perbedaan itu, pusatkanlah segala usaha anda hanya untuk membeli aset yang menghasilkan pemasukan. Itulah cara terbaik untuk mulai perjalanan menjadi kaya. Fokuslah menjaga liabilitas dan pengeluaran akan turun.
Yang tidak kalah penting adalah mempelajari ilmu penjualan. Dalam hal ini, ia menyajikan contoh tentang McDonald's. Banyak yang bisa membuat burger yang lebih enak dari McDonald's, namun mengapa McDonald's lebih kaya dari mereka? Penyebabnya adalah karena McDonald’s memiliki sistem penjualan yang terbaik. Mereka memiliki banyak toko di perempatan strategis.
Buku ini memotivasi kita agar tidak takut gagal dalam memulai bisnis. Ayah yang kaya berkata pada Robert, "Lakukan saja apa yang dilakukan Kolonel Sanders." Kolonel Sanders kehilangan bisnisnya pada usia 66 tahun dan hidupnya mulai tergantung pada cek Jaminan Sosial. Dia lalu berkeliling negeri untuk menjual resep ayam goreng. Dia ditolak 1.009 kali sebelum akhirnya seseorang mengatakan "Ya, baik." Dan dia pun menjadi seorang multijutawan pada umur lanjut ketika kebanyakan orang justru mengundurkan diri.
Walaupun buku ini mengajarkan cara untuk menjadi kaya, namun dalam buku ini Ayah Kaya mengajarkan agar jangan sampai uang mengendalikan hidup kita. Kebanyakan orang berusaha bekerja untuk mencari uang, namun semakin banyak uang didapat, mereka semakin takut kehilangan harta.
0 komentar:
Posting Komentar